Tes
adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab atau
pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih atau ditanggapi atau
tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites dengan tujuan
untuk mengukur suatu aspek (perilaku) tertentu dari orang yang di tes
(Depdiknas, 2003). Sedangkan menurut pandangan Anas Sudijono (1995), tes
adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga
(atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut ) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya
atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Sebagai alat ukur, tes
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan; tergantung dari
segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tersebut (Sudijono, 1995).
Berdasarkan fungsinya sebagai alat ukur, perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik, tes dapat dibagi menjadi beberapa golongan, salah
satunya adalah tes formatif.
Tes formatif (formatif test)
adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh
manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu. Istilah ‘formatif’ berasal dari kata ‘form’
yang berarti ‘bentuk’. Menurut Subhan (2008), Tes formatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan
atau topik yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah proses
pembelajaran telah berjalan sebagaimana telah direncanakan. Hal senada
juga dikatakan oleh Winkel (dalam Subhan, 2008) yang mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan tes formatif adalah penggunaan tes-tes selama
proses pembelajaran yang masih berlangsung agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feeed back) mengenai kemajuan yang telah
dicapai. Sementara itu, Tesmer mengatakan bahwa tes formatif ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai sejauh mana siswa telah menguasai
materi yang diajarkan pada pokok bahasan tertentu. Tes formatif ini
biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu
dilaksanakan pada setiap kali satuan pengajaran atau sub pokok bahasan
berakhir atau dapat dilaksanakan (Sudijono, 1995). Disekolah-sekolah,
tes formatif ini biasa dikenal dengan istilah ulangan harian.
Materi-materi tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan
pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas
butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk
dalam kategori sukar. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam
evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran atau indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.
Indikator yang akan dicapai pada setiap pembahasan satu pokok bahasan,
dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa, artinya
indikator dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal peserta didik
dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin
dijangkau atau dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan
kata lain evaluasi formatif ini dilaksnakan untuk mengetahui seberapa
jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi
ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa
yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan
yang tepat.






0 komentar:
Posting Komentar